Monday, June 14, 2010

SEORANG ADHIE SHERANO ( Tulisan dari Sahabat )

Tersentak dalam sadarku saat terlintas nama seorang sahabat...
Sejenak terpikir bahwa sekian masa terhilang sekian cerita...
Namun ku tetap mengenangmu adalah sahabat dalam berbagi...
Entah suka atau duka karena ku tak paham rasa itu...

Perjumpaan ini pun menjadi sebuah cerita...
Tentang jalan hidup dan langkah kaki menuju masa depan...
Betapa ku melihatmu tentang kekuatan dan segenap cita akan perjalanan
‘Journey about love n to be love’... yang kan menjelang, entah kapan...

Thanks to be here with me... menyisihkan malam panjang...
Memberikan inspirasi dan saling berbagi...
Sungguh berarti dalam titik memaknai hidup...
Akan menata hati menjadikan suatu awal tentang segalanya....

Terima kasih untuk menjadi sahabat...
Pembelajaran yang tidak pernah selesai dibukukan...
Tapi keyakinan telah terpatri dalam di jiwa ini...
Bahwa ku kan sekuat seperti kamu adanya saat ini....

Jakarta, June 12th 2010 Pada sahabat “adhie sherano”

Sunday, June 13, 2010

Tono dan Ariel

Pagi masih menunjukkan pukul 06.30 dan mataharipun masih sedikit menampakkan dirinya. Namun Tono harus bergegas berangkat ke sekolahnya. SMU negeri 1 Tasikmalaya, sekolah terbaik di kota tercintanya.

Dalam langkah kakinya, Tono masih sempat menerawang tentang apa yang kini dijalaninya. Sebagai anak sulung dari 5 bersaudara, dengan Bapak yang telah 3 tahun berpulang, Tono bertanggung jawab sebagai kakak sekaligus ayah bagi adik-adiknya. Meski sang ibu masih ada, namun beban ekonomi, memaksa induk semangnya itu untuk bekerja keras demi dia dan adik-adiknya.

Matahari mulai berubah warna kala Tono mulai meletakkan tas kusam hadiah ulang tahun dari bapaknya, di deretan pertama persis di depan papan tulis. Sesaat kemudian Tono melihat beberapa temannya berkerumun di bangku paling belakang, seperti sedang asyik melihat sesuatu. Awalnya perasaan enggan berkecamuk di dalam dadanya, namun akhirnya iapun ikut bergabung dengan mereka, melihat apa yang mereka lihat, meski akhirnya ia cuma terdiam. Kaget bercampur dengan rasa kecewa dan tak percaya.

Tiba di rumah, Tono tak langsung bisa istirahat. Pasalnya ia harus membantu ibu mempersiapkan semua kebutuhan untuk berdagang. Gerobak tua berwarna hijau peninggalan ayahnya inilah modal terbesar keluarganya. Setiap sore, setelah solat ashar, ibu bersama 2 adiknya berjualan nasi TO di stadion Dadaha, tempat berkumpul masyarakat kota tercintanya bila ingin menghabiskan waktu. TO adalah kepanjangan Tutug Oncom. Makanan khas dari tatar sunda yang telah lama menjadi tulang punggung ekonomi keluarganya.

Namun hari ini berbeda dari biasanya. Tono sulit sekali berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Bayang – bayang apa yang dilihatnya dari handphone temannya, membuat Tono seperti dicampakkan ke sebuah lubang tak berujung. Dengan mata kepala sendiri, Tono meilhat jelas sebuah video yang merekam persetubuhan seorang artis yang telah lama menjadi idola, pahlawan dan inspirasinya. Ya, dengan setengah tak percaya ia menganggukan kepala saat temannya bertanya bila pemeran pria di video itu adalah ariel, vokalis band favoritnya!

Biasanya usai membantu ibu mempersiapkan dagangannya, Tono langsung pergi ke surau dekat rumahnya, mendengarkan petuah bijak yang keluar dari mulut Ustadz Engkus, guru ngajinya sejak jaman kecil dulu. Namun kali ini tujuannya adalah televisi usang keluaran tahun 80an yang ada di ruang tengah. Sesaat tv menyala, Tono sibuk mencari saluran yang menyiarkan berita tentang video mesum tersebut. 2 jam lamanya Tono larut dalam siaran berita yang membahas video tersebut. Mulai dari acara infotainment hingga berita umum. Mendengar banyak tanggapan mulai dari kalangan artis, politisi, agamawan hingga masyarakat umum seperti dirinya.

Menjelang tidur, pikiran Tono masih dihiasi masalah tentang video tersebut. Meski video yag ia lihat tadi pagi di sekolah telah membuat hatinya luluh lantak, namun siaran berita yang ia lihat lebih membuatnya hancur berkeping. Masih terngiang dalam ingatannya saat salah seorang politisi yang mengecam keras tindakan idolanya itu. Baginya politisi itu tak lebih baik dari idolanya, malah ia lebih bersimpati pada sang vokalis. Pasalnya semua yang ia lihat di vdieo itu adalah sebuah hal yang sangat personal, sesuatu yang dilakukan dengan dasar suka sama suka, meski Ustadz Engkus selalu mengajarkan bahwa hubungan badan yang dilakukan bukan dengan mushrimnya adalah haram!

Namun sekali lagi ia melihat bahwa politisi dan masyarakat kebanyak terlalu naif menyikapi masalah ini. Seharusnya yang bersalah dalam kasus ini adalah sang penyebar video, yang telah membunuh karakter seseorang. Membunuh karakter idolanya!

Tono memang tak pernah setuju dengan apa yang dilakukan dengan idolanya. Dia juga tak suka melihat video mesum pahlawannya itu, mungkin Tono lebih senang melihat video porno Maria Ozawa, Jenni Lee atau karya-karya dari vivid entertainment. Baginya itu lebih baik karena melihat sesuatu yag memang dibuat untuk itu, daripada harus melihat sesuatu yang sangat personal. Ya video yang beredar seperti kacang goreng di masyarakat itu memang milik personal, bukan konsumsi umum!

Tono memang bukan seorang superstar, bukan pula seorang politisi atau siapalah yang memegang peranan penting di negara ini. Dia hanya seorang anak kelas 2 SMU, anak pertama dari 5 bersaudara yang memiliki seorang ibu penjual nasi TO. Seorang anak muda yang ingin bangsa ini maju!

Malam semakin larut, matanya sudah tak kuat menahan kantuk. Sambil menahan semua nyeri yang ia alami hari itu, tanpa sadar hatinya berdendang...” Dan mungkin bila nanti, kita kan bertemu lagi, satu pintaku jangan kau coba tanyakan kembali, rasa yang kutinggal mati, seperti hari kemarin, saat semua disini...”

Sunday, June 6, 2010

Semua Berawal Dari Rasa

Suatu malam, saat penulis sedang bergelut dengan mimpi yang tengah dijalani, tiba-tiba telepon seluler penulis berbunyi. Dalam layar handphone tertulis sebuah nama yang sangat berarti, seorang anak berusia 3 tahun yang sangat dicintainya. Tanpa pikir panjang lagi penulis langsung mengangkatnya dan terjadilah dialog malam itu.

Penulis : Halo sayang..? Apakabar?
Pibi : Papaaaa...Lagi apa, papa?
Penulis : Lagi di kamar aja sayang. Pibi lagi apa ?
Pibi : Di kamar papaaa. Papa pibi mau cerita. Tadi siang pibi makan sama sayur sop. Enak banget papa..Pibi makannya nambah..hahaha ( pibi tertawa dengan lucunya. )

Demikianlah sedikit percakapan yang terjadi antara penulis dengan buah hatinya. Hanya dialog biasa memang, bahkan tak ada sesuatu yang istimewapun dari komunikasi ayah-anak ini. Namun bagi penulis – mungkin sang buah hati juga – itu memiliki arti yang sangat dalam. Karena kebahagiaan seorang ayah adalah melihat sang buah hati bahagia.

Dalam kasus ini kebahagian bagi sang anak ialah saat ia memiliki kesempatan untuk menceritakan apa yang telah ia lakukan hari itu kepada sang ayah, pahlawan dalam hatinya, meski itu hanya tentang sayur sop, menu makan yang ia nikmati hari itu.

Kebahagiaan atau apapun namanya, kadang datang dari mana saja, bahkan sesuatu yang sederhana sekalipun. Hal yang tak pernah kita sadari atau pikirkan sebelumnya.

“ Makna segala sesuatu bukan berasal dari hal itu, tetapi dari bagaimana sikap kita terhadap hal itu sendiri..”. Sebaris kalimat yang begitu dalam, mampu memendarkan alam bawah sadar kita tentang bagaimana memaknai hidup ini.

Kebahagian menjadi faktor mutlak yang dicari dalam hidup manusia. Namun terkadang kita sering tidak sadar dengan arti itu sendiri. Entah berapa lama kita diberi banyak kesempatan untuk merasakan kebahagiaan, namun sering kali itu terlewati begitu saja tanpa makna.

Mungkin kita terlalu sering membandingkan apa yang kita raih dengan apa yang orang lain miliki. Padahal itu sangat merusak hati, sebuah cermin yang selalu menjadi parameter kita dalam hidup ini.

Memang tidak ada tolak ukur pasti tentang kebahagiaan. Namun yang pasti semua terjadi karena berawal dari rasa, dan penulis bersyukur karena mendapatkan anugerah yang luar biasa ini.

Thursday, May 13, 2010

Entahlah...

Entah berapa lama tangan ini tak bergerak
Menuliskan sebait rindu atau sebuah rasa
Mungkin tak ada cerita yang berarti
Atau juga sedikit kejenuhan yang menghampiri
Entahlah...

Hanya saja waktu terus berputar
Tak pernah menunggu,apalagi menghampiri
Terus bergerak tak mau berhenti
Bahkan lebih cepat dari detak jantung ini
Cepat sekali...

Banyak cerita terjadi selama ini
Tentang rindu, mimpi, tawa bahkan tangis
Berpadu erat saling melilit satu sama lain
Hingga tak sadar makin terseret
Semakin dalam...

Entah kenapa tangan ini tak mampu menulis
Apa karena terlalu banyak tangis yang terlihat?
Darah yang tercecer?
Kekerasan dan kebodohan yang tak berarti...?
Entahlah..

Aku hanya tak mau sejarah kembali terulang
Bukan takut atau karena tak suka
Tapi itu cukup diingat saja....

Entahlah...

Tuesday, March 9, 2010

Kemarin dan Kini

Kemarin...
Aku berdiri di depan mu
Menyapa dan bercerita
Tentang perjalanan yang ku lalui
Sejak kau pergi...

Kemarin...
Aku mengunjungimu
Menyampaikan sejumput salam
Dari bidadari yang kau cintai
Karena merindukanmu...

Kemarin...
Aku terdiam menatapmu...

Kini...
Aku tersenyum mengenangmu...



( Untuk Ibu tercinta yang telah memberikan segalanya...terima kasih karena telah mengijinkanku memilih hidup...luv u...)

Friday, March 5, 2010

Hanya Saja...( engkau adalah tanda dariNya... )

Biar saja tetap begitu,
Saling tatap diam terpaku...

Tetap saja kau tak mahfum,
Jika hati telah terpaut...

Mungkin saja kau tak tahu,
Aku tergetar karenamu..

Hanya saja kau tak mampu,
Akui rasa di hatimu...

Friday, February 5, 2010

Tepikan perih...

Letakkanlah dulu sejenak
Semua lelah yang kau rasa
Biarkan Dia datang membawa
Semilir angin yang kau harap...

Alirkan air menuju dermaga
Ikuti alur yang tercipta
Buang resah usir gelisah
Harapkan rasa di ujung langkah...

Tepikan perih untuk sesaat
Tatap mentari di ujung senja
Ada asa yang selalu terang
Mendekap hangat jiwa yang lemah...


( untuk sahabat yang tengah redup...tegakkan badan kuatkan langkah, karena mentari selalu menghangatkan jiwa yang terbungkus resah...)